EKMA4265/Manajemen Kualitas (Universitas Terbuka)

Bismillah semoga bermanfaat, sebelum melihat soal dan jawabannya mari kita doakan penulis dan pemilik blog ini agar senantiasa istiqomah dalam kebaikan dan keislaman hingga akhir hayat, serta dapat bermanfaat bagi orang banyak hingga akhir hayat aamiin

 Soal

1. Jelaskan pengertian dan tujuan Penjaminan Kualitas ( Quality Assurance)!
2. Jelaskan elemen penting yang berkaitan dalam penjaminan kualitas ?
3. Jelaskan apa yang anda ketahui tentang ISO 9000 series (9000 s/d 9004)!
4. Jelaskan manfaat penerapan ISO 9000 bagi perkembangan dan pertumbuhan perusahaan.!

5. Jelaskan 5 hal yang harus diketahui pimpinan dalam melaksanakan manajemen kualitas, khususnya
Total Quality Management (TQM)!
6. Apakah yang dimaksud dengan Kepemimpinan dalam kualitas secara total (Total Quality Leadership

atau TQL) dan apa sajakah prinsip TQL?
7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Strategic Quality Management (SQM) 8. Jelaskan konsep inti dalam SQM menurut Tummala dan Tang (1996)

Jawaban

1. tujuan penjaminan kualitas:

  •   Membantu perbaikan dan peningkatan secara terus menerus dan berkesinambungan

    melalui praktik yang terbaik dan mau mengadakan inovasi.

  •   Memudahkan mendapatkan bantuan baik pinjaman uang atau fasilitas atau bantuan lain

    dari lembaga yang kuat dan dapat dipercaya.

  •   Menyediakan informasi pada masyarakat sesuai sasaran dan waktu secara konsisten

    dan bila mungkin membandingkan standar yang telah dicapai dengan standar pesaing.

  •   Menjamin tidak akan adanya hal hal yang tidak dikehendaki.

    2. elemen penting yang bekairan dengan penjaminan kualitas yaitu:

  •   Kebijakan, yang meliputi tujuan, filosofi, dan nilai dari produk atau jasa, misalnya

    tanggapan, mudah diakses, sesuai dengan kebutuhan, kesamaan atau keadilan, efisien,

    efektivitas.

  •   Komitmen yang jelas terhadap kualitas pada seluruh produk atau jasa yang ada yang

    harus dimengerti dan dianut oleh seluruh staf.

  •   Metode yang efektif dan disepakati mengenai keterlibatan pelanggan dalam perencanaan

    dan pandangan terhadap produk dan pelayanan.

  •   Standar kesesuaian atau pencapaian yang bersifat khusus.

  •   Tindakan perbaikan bila standar pencapaian tidak terpenuhi

  •   Prosedur pelatihan dan pengembangan staf yang berkaitan dengan penjaminan kualitas

    dan pengendalian kualitas

  •   Adanya kesepakatan kontrak antara produsen dan pemberi jasa dan pelanggan.

    3. ISO 9000: Standar manajemen kualitas dan penjaminan kualitas, Pemandu untuk pemilihan dan penggunaan standar. Standar ISO 9000 berisi pedoman yang digunakan bersamaan dengan keempat standar lainnya.
    ISO 9004: elemen elemen manajemen kualitas dan sistem kualitas
    pemandu/pedoman. Model ini memberikan pengertian atau wawasan mengenai berbagai elemen yang termasuk dalam

sistem kualitas dan juga struktur yang diharapkan dalam sistem tersebut.

4. manfaatnya adalah sebagai berikut:

  •   Sebagai sarana pemasaran

  •   Dapat meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan melalui sistematika dan

    pendekatan yang terorganisir pada pemastian kualitas.

  •   Dapat meningkatkan citra dan daya saing perusahaan

  •   Dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas produk atau jasa dengan memenuhi

    persyaratan pembeli melalui kerja sama dan komunikasi yang lebih baik, penguatan pengendalian bisnis dan proses teknis, penurunan pemborosan karena kualitas kerja yang buruk.

  •   Dapat memberikan pelatihan yang sistematis kepada staf melalui prosedur dan instruksi yang baik

  •   Mengantisipasti tuntutan konsumen atas produk dan tingkat persaingan usaha yang telah mengalami evolusi sehingga produsen menanggapinya melalui pendekatan kualitas, pengendalian kualitas, pemastian kualitas, manajemen kualitas, dan manajemen kualitas terpadu.

  •   Sebagai fondasi yang mantap untuk pengembangan kualitas selanjutnya menuju manajemen kualitas terpadu.

    5. 5 hal yang harus dikethaui pimpinan yaitu:

  •   Mengenal para pelanggannya dan menemukan kebutuhan mereka

  •   Menyusun standar yang konsisten dengan kebutuhan dan harapan pelanggan

  •   Melaksanakan pengendalian proses dan sistem dan memperbaiki kemampuannya

  •   Tanggung jawab pimpinan dalam menyusun filosofi, kebijakan kualitas, dan menyediakan

    motivasi melalui epemimpinan dan menyiapan personil yang mampu mencapai sasaran

    kualitas

  •   Pemberdayaan personil pada seluruh level dalam organisasi untuk melaksanakan

    perbaikan kualitas.
    6. yang dimaksud dalam kepemimpinan dalam kualitas secara total adalah sistem manajemen strategi yang terintegrasi, untuk mencapai kepuasan pelanggan yang melibatkan seluruh pemimpin dan seluruh pengikut atau karyawan dan penggunaan metode kuantitatif untuk mengadakan perbaikan secara terus menerus dan berkesinambungan dalam proses organisasi. TQL meliputi tiga prinsip yaitu mencapai kepuasan pelanggan, membuat perbaikan secara terus menerus dan berkesinambungan, dan membangun tanggung jawab setiap orang terhadap kualitas.

    7. Strategic Quality Management adalah sebagai suati pendekatan untuk menyusun dan mencapai sasaran standar kualitas bagi organisasi atau perusahaan dan sebagai suati filosofi dan praktik organisasi yang bertujuan mengatur sumber daya manusia dan sumber daya lain yang ada dengan cara yang paling efektif untuk mencapai sasaran organisasi atau perusahaan tersebut.

    8. menurut Tummala dan Tang (1996) konsep inti dalam SQM yaitu,

Fokus pada pelanggan. Fokus pada pelanggan ini merupakan sasaran kualitas dan

strategi dalam penerapan manajemen kualitas strategik.

  •   Kepemimpinan. Kepemimpinan yang dimaksud adalah kepemimpinan pada seluruh level

    manajemen dalam organisasi, khususnya dalam menjaga dan memelihara hubungan

    yang dekat antar divisi atau bagian dalam organisasi.

  •   Perbaikan terus menerus dan berkesinambungan, meliputi memberikan yang terbaru

    dalam produk dan jasa, menghasilkan produk yang seragam dengan mengadakan benchmarking, mengurangi variasi, mengurangi atau menghilangkan kesalahan, memperbaiki kemampuan memberikan respon, meningkatkan produktivitas dan efektif dalam penggunaan seluruh sumber daya.

  •   Perencanaan kualitas strategik. Untuk dapat mencapai kesempurnaan dala kualitas dan menjadi market leader, membutuhkan orientasi ke masa mendatang dan kemauan membuat komitmen dalam jangka panjang dengan pelanggan, karyawan, pemegang saham, pemasok, dan masyarakat.

  •   Kualitas desain, kecepatan, dan pencegahan. Organisasi atau perusahaan dituntut untuk menjadi inovatif dalam menerapkan teknologi, menggunakan sistem pemrosesan yang terencana dengan baik dan terintegrasi dengan sempurna, dan mempunyai perencaan dalam produk maupun jasa berdasar perancangan terbaru dengan konsep kreatif dan peralatan yang paling kompleks.

  •   Partisipasi dan kerja sama seluruh personil. Strategi inovatif banyak melibatkan karyawan, dengan program karyawan multi fungsi, program manajemen tim yang mandiri oleh karyawan, program manajemen partisipatif, dan gugus kualitas, yang harus didukung untuk memperbaiki keahlian dan pengetahuan, kinerja dan fleksibilitas untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kualitas.

  •   Manajemen berdasar fakta, untuk dapat mencapai sasaran kinerja dan kualitas diperlukan manajemen proses yang berdasarkan informasi data dan analisis yang dapat dipercaya.

Soal

1. Jelaskan tiga kelompok besar dimensi TQS dari perspektif manajemen!
2. Jelaskan perbedaan dimensi kualitas layanan antara perusahaan manufaktur dan perusahaan jasa dari sisi manajemen kualitas layanan dan manajemen proses!
3. Jelaskan dimensi kualitas pada industri jasa menurut Garvin!
4. Jelaskan 3 macam instrumen pengukuran kualitas yang biasa di gunakan.!
5. Jelaskan sasaran utama dan sasaran sistem dari JIT
6. Jelaskan hubungan antara JIT, MRP, dan MRP II?
7. Jelaskan six sigma sebagai sistem manajemen, alat ukur, dan sebagai teknik.?
8. Jelaskan faktor-faktor yang menjadi kendala dalam melaksanakan six sigma!
9. Jelaskan konsep Lean manajemen yang anda pahami!
10. Jelaskan istilah 5 S, yaitu Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke dan berikan contohnya

Jawaban

  1. Sureshehadar (2001) mengidentifikasi 12 dimensi penting dalam TQS dari perspektif manajemen. Keduabelas dimensi tersebut dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok besar, yaitu

    1. Kelompok pertama, adalah dimensi manajemen kualitas generik yang berlaku untuk perusahaan manufaktur maupun jasa. Dimensi ini meliputi komitmen manajemen puncak dan kepemimpinan visioner, manajemen sumber daya manusia, desain dan manajemen proses atau sistem teknik.

    2. Kelompok kedua adalah dimensi yang jarang ditemukan dalam literatur namun merupakan elemen kunci dalam TQM untuk perusahaan manufaktur dan jasa. Dimensi tersebut adalah intervensi serikat buruh dan tanggung jawab sosial.

    3. Kelompok ketiga, merupakan faktor faktor unik dalam organisasi jasa yaitu servicescapes dan budaya layanan.

  2. Manajemen Kualitas Layanan

    1. Perusahaan Manufaktur : QFD, house of quality, desain Taguchi, poka-yoke,

      pencegahan kesalahan, dst.

    2. PerusahaanJasa :Mencegahkesalahan,gapanalyisis,criticalincident

      technique

    Manajemen Proses

    1. Perusahaan Manufaktur : pengendalian kualitas statistik, pengendalian proses

      statistik, JIT, Six Sigma Quality, dst.

    2. PerusahaanJasa :Sistematisasi,standarisasi,penyederhanaan,

      komputerisasi, jaringan kerja, dst.

  3. Menurut Garvin (1996), dimensi kualitas pada industri jasa antara lain:

    1. Communicationyaitukomunikasiatauhubunganantarapenerimajasadengan

      pemberi jasa.

    2. Credibility yaitu kepercayaan pihak penerima jasa terhadap pemberi jasa.

c. Security yaitu keamanan terhadap jasa yang ditawarkan.

  1. Knowing the customer yaitu pengertian dari pihak pemberi jasa pada penerima

    jasa.

  2. Tangibles yaitu bahwa dalam memberikan layanan kepada pelanggan harus dapat

    diukur atau dibuat standarnya.

  3. Reliability yaitu konsistensi kerja pemberi jasa dan kemampuan pemberi jasa

    dalam memenuhi janji para penerima jasa.

  4. Responsiveness yaitu tanggapan pemberi jasa terhadap kebutuhan dan harapan

    penerima jasa.

  5. Competenceyaitukemampuanatauketerampilanpemberijasayangdibutuhkan

    setiap orang dalam perusahaan untuk memberikan jasanya kepada penerima jasa.

  6. Access yaitu kemudahan pemberi jasa untuk dihubungi oleh pihak pelanggan atau

    penerima jasa.

  7. Courtesy yaitu kesopanan, respek, perhatian, dan kesamaan dalam hubungan

    personil.

  1. 3 Instrumen pengukuran yang biasa digunakan untuk mengukur kualitas yaitu:

    1. Kualitas Layanan (Servqual)

      Servqual mengukur kualitas layanan dengan membandingkan persepsi layanan

      yang diterima dan yang diharapkan.

    2. KinerjaLayanan(Servperf)

      Servperf mengukur kualitas layanan dengan hanya melihat persepsi kualitas

      layanan

    3. Kinerja yang dievaluasi (Evaluated Performance atau EP)

      EP mengukur gap antara kinerja yang dipersepsikan dan lebih menekankan pada jumlah ideal daripada harapan pelanggan.

  2. Sasaran utama JIT adalah meningkatkan produktivitas sistem produk atau operasi dengan cara menghilangkan semua macam kegiatan yang tidak memberikan nilai tambah bagi suatu produk. Kegiatan seperti inilah yang disebut pemborosan.
    Tujuan Sistem JIT menitikberatkan pada budaya continous improvement untuk mencapai biaya produk yang lebih rendah, tingkat produktivitas yang lebih tinggi, kualitas dan reliabilitas produk yang lebih baik, memperbaiki waktu penyerahan produk akhir dan memperbaiki hubungan kerja antara pelanggan dengan pemasok.

  3. PadadasarnyaMRPdenganJITberbeda,bahkanberlawanan.BilaJITberproduksi berdasarkan pesanan atau permintaan pelanggan, namun MRP lebih pada pemenuhan proses produksi untuk usaha perakitan (assembling), MRP masih mentolerir adanya lead time dan stock on hand, sementara JIT tidak. Sedangkan MRP II diciptakan untuk dapat mendukung JIT, MRP II biasanya digunakan bersama dengan penerapan JIT pada industri manufaktur untuk berproduksi mengikuti pull production system. Oleh karena itu, pengintegrasian keduanya disebut sebagai sistem MRP II/JIT.

  4. Six sigma sebagai sistem manajemen, six sigman diterapkan sebagai metode problem solving yang sistematis yang membantu organisasi mendapatkan solusi yang didasarkan

pada akar permasalahan. Namun pada kenyataannyam penerapan alat ukur dan disiplin metode yang tepat ternyata belum menjamin organisasi untuk mencapai peningkatan kinerja yang lebih baik. Oleh karena itu, pada tataran yang lebih tinggi, six sigma bisa dipakai juga sebagai sistem praktik manajemen yg berfokus pada 4 bidang yaitu:

  1. Memahamisiapapelanggannyadanapasajakebutuhannya;

  2. Menyelaraskan strategi dan proses proses inti dalam perusahaan atau organisasi

    untuk memenuhi kebutuhan tersebut;

  3. Menggunakan analisis data secara rinci untuk memahami dan meminimalkan

    variasi atau penyimpangan pada proses inti, yaitu proses produk atau layanan;

  4. Infrastrukturyangkuatuntukmenjaminberjalannyaaktivitasperbaikandalam

    organisasi dapat mencapai hasil atau kinerja yang lebih baik.

Six Sigma sebagai alat ukur dapat disamaartikan dengan pengukuran berat. Jika kita ingin membandingkan dua atau lebih proses yang berbeda dan ingin mengetahui mana yang lebih bagus kinerjanya, maka six sigma lah alat ukurnya. Tingkat seberapa bagus proses produksi atau layanan, dilihat dari seberapa banyak produk atau layanan yang dihasilkan sesuai dengan ekspektasi pelanggan. Dengan kata lain, semakin kecil cacat yang dihasilkan oleh proses kita maka semakin bagus proses kita.

Six Sigma sebagai teknik. Six sigman menyediakan metode yaitu Define Measure Analyze Improve and Control (DMAIC). Define adalah memvalidasi masalah. Measure adalah mengukur masalah tersebut. Analyze adalah mencari sumber permasalahan. Improve adalah menentukan solusi dari tiap masalah. Dan Control adalah menjaga agar solusi tetap berjalan agar permasalahan tidak muncul kembali. Metode six sigma tidak harus DMAIC, six sigma sebagai sistem pengukuran menggunakan Defect per Million Opportunities (DPMO) sebagai satuan pengukuran. DPMO merupakan ukuran yang baik bagi kualitas produk atau proses, sebab berkorelasi langsung dengan cacat, biaya, dan waktu yang terbuang. Dengan menggunakan tabel konversi ppm dan sigma, akan dapat diketahui tingkat sigma.

  1. Menurut Eckes (2000), faktor yang menjadi kendala dalam pelaksanaan six sigma adalah sebagai berikut:

    1. Teknik,yangdisebabkanorangorangmenemuikesulitandalammemahamiteknik statistik untuk mendapatkan informasi.

    2. Politik, yang didasarkan pada mencari solusi untuk diterapkan. Strategi untuk menghindarinya adalah pemenuhan kebutuhan akan perubahan dan menunjukkan bagaimana perubahan memberikan manfaat bagi semua orang.

    3. Individu, yang meliputi karyawan yang mendapatkan tekanan sebagai hasil dari masalah masalah pribadi yang tidak berhubungan dengan organisasi.

    4. Organisasi,yangterjadibilaorganisasimemegangteguhpadanilainilailama.Hal ini dapat diatasi bila ada komunikasi yang baik dari pimpinan mengenai nilai nilai yang mendukung manfaat six sigma.

  2. Leanmanagementmenawarkankepadapelanggandengansecaratepatapayang pelanggan inginkan, tanpa pemborosan, dan melalui proses perbaikan secara terus

menerus dan berkesinambungan. Lean operation dikendalikan oleh aliran kerja yang dikenal dengan istilah tarikan permintaan pelanggan. Bila JIT cenderung berfokus internal, lean operation lebih berfokus pada eksternal atau pada pelanggan. Dengan memahami apa yang pelanggan inginkan dan menjamin bahwa input dari pelanggan serta umpan balik dari pelanggan merupakan titik awal bagi lean operations. Lean operation berarti mengidentifikasi nilai pelanggan dengan menganalisis semua kegiatan yang diperlukan untuk menghasilkan produk dan mengoptimalkan seluruh proses dari sudut pandang pelanggan. JIT lebih menekankan pada penyelesaian masalah, sedangkan lean operations lebih menekankan pada memahami pelanggan.

10. 5S yaitu:

  1. Seiri,yaitudisiplinditempatkerjadengancaramelakukanpemisahanberbagai alat atau komponen di tempatnya masing masing sehingga untuk mencarinya nanti bila diperlukan akan lebih mudah. Atau dikatakan manajemen stratifikasi dan menangani penyebab.

  2. Seiton,yaitudisiplinditempatkerjadenganmelakukanpenyimpananfungsional dan membuang waktu untuk mencari barang.

  3. Seiso, yaitu disiplin di tempat kerja dengan melakukan pembersihan sebagai pemeriksaan dan tingkat kebersihan.

  4. Seiketsu,yaitumanajemenvisualdanpemantapan,kegiataninimeliputi pemberian tanda, pengumuman, label, pengaturan kabel, dll.

  5. Shitsuke,yaitupembentukankebiasaandantempatkerjayangberdisiplin. Kegiatan ini meliputi pembersihan bersama, manajemen ruangan umum, dan tanggung jawab individual. 

Share:

No comments:

Post a Comment