Kendala-kendala pada saat audit


BATTLE BB CUSHION WARDAH VS PIXY

kendala-kendala apa saja yang sering ditemui pada saat melakukan audit


Dalam menjalani misi internal auditor terdapat beberapa faktor pendukung yang dihadapi oleh auditor antara lain

1. Faktor Internal
 Kualitas auditor  Perilaku para auditor  Hasil pemeriksaan

2. Faktor Eksternal
 Dukungan top management  Struktur organisasi internal audit  Kedudukan internal audit yang independen

Selain faktor pendukung terdapat pula beberapa tantangan/ kendala yang dihadapi oleh auditor, diantaranya

1.     Kegiatan audit internal mengganggu pekerjaan utama dilihat dari adanya respon yang dari Manajemen (atasan) karena prioritas utama adalah produksi
2.      Audit masih sering dianggap hanya sebagai sarana mencari-cari kesalahan.
3.     Double job, yaitu internal auditor yang ditugaskan melakukan audit tetap memiliki tanggung jawab terhadap pekerjaan utamanya, akibatnya kesulitan untuk menjadwal audit dan pelaksanaan audit tidak efektif.
4.      Selaku auditor internal terkadang kurang menyentuh esensi dari proses yang dijalani oleh auditee. Sehingga auditee akhirnya terfokus pada menyiapkan dokumen operasional, bukan pada level mengapa dokumen ini perlu dibuat, mengapa dokumen ini perlu disimpan dsb.
5.      Auditee kurang merespon baik saat diaudit oleh internal auditor, bahkan beberapa orang merasa bahwa audit mengganggu pekerjaan utama.
6.    Seringkali auditor internal mengkaitkan tidak adanya reward tambahan sebagai seorang auditor.
7.      Top management seringkali tidak melihat audit internal sebagai  alat untuk mendapatkan feedback untuk improvement bisnis perusahaan, mereka lebih melihat sebagai pesyaratan formal belaka untuk mempertahankan sertiikat iso 9001.
8.      Komitmen manajemen yaitu mengenai pelaksanaan yang cenderung tertunda.
9.     Pada saat pelaksanaan audit masing2 section merasa terganggunya aktifitas utamanya terkait pelaksanaan audit.
10.  Auditor dirasa kurang mempunyai kuasa karena auditor internal berasal dari dalam organisasi sehingga temuan2 yang ada tidak direspon dengan sepenuh hati.
11.  Kontrol dari superordinat atau manajemen atas follow up hasil audit lemah .
12.  Pemahaman auditee tentang audit itu sendiri (kadang masih dianggap sebagai beban tambahan pekerjaan, belum mengganggap bahwa audit membantu proses perbaikan berkelanjutan)
13.  Pass atau Fail dalam proses Internal Audit tidak ada efek yang berarti, tidak seperti halnya audit dari Customer.
14.    Hasil temuan audit internal biasanya tidak di follow up dengan baik, karena tidak ada sanksi jika tidak difollow up.
15. Kompetensi koordinator audit intenal yang kurang cakap bahkan terlihat tidak tahu bagaimana mengelola kegiatan audit intenal.
16.  Tidak adanya punishment and reward atas kegiatan audit internal. Misalnya tidak adanya sanksi bagi divisi dengan temuan terbanyak atau punishment bagi divisi yang terlambat atau menutup temuan yang dihasilkan.
17.  Belum adanya pemahaman tentang sistem ISO dikalangan mayoritas pegawai, sehingga kegiatan audit intenal di anggap aktivitas eksklusif yang tidak berpengaruh tehadap pegawai di level terbawah
18.  Belum seragamnya informasi yang di miliki oleh auditor internal terkait pelaksanaan audit internal. Misalnya bagaimana membuat laporan ketidaksesuaian dan potensi ketidaksesuaian. Ketidakjelasan ruang lingkup audit internal diantara auditor internal.
19.  Komitmen dari seluruh manajemen perusahaan seringkali setengah hati. Sebagian contohnya adalah  apabila ada temuan dari bagian / departemen yang dipimpinnya, maka respon akan menjadi kurang baik.
Terimakasih..
Share:

1 comment: